Rahim Pengganti

Bab 198 "Konflik Kecil"



Bab 198 "Konflik Kecil"

0Bab 198 "Konflik Kecil"     
0

Satu demi satu para tamu, memberikan ucapan selamat kepada Dhira dan juga Andra, bahkan semua nya hampir tidak di kenal oleh Dhira. Semua yang datang benar benar adalah kolega dan rekan dari keluarga nya, Dhira sudah lelah rasa nya saat ini diri nya ingin tidur saja. Namun, hal itu tidak mungkin karena masih banyak orang di sana.     

"Kalau capek, aku bisa bilang sama keluarga kita," bisik Andra.     

Namun, Dhira tidak peduli dengan hal itu. Dhira tetap dengan senyum memaksa menyambut para tamu yang tidak pernah berhenti datang ke acara mereka.     

Andra hanya bisa menarik napasnya panjang saja, pria itu tidak tahu harus bersikap seperti apa lagi kepada istrinya tersebut.     

Semua orang sudah masuk ke dalam kamar mereka masing masing, begitu juga dengan pasangan suami istri baru ini, namun, berbeda dengan pasangan lain yang akan selalu bahagia, mereka berdua tidak bersemangat. Bahkan jika boleh memilih Dira tidak mau ada nya pernikahan seperti ini, tertekan itulah yang dirasakan oleh Dira sekarang.     

"Kamu mandi aja duluan, aku bisa menyusul," ucap Andra. Tidak ada respon dari Dira, wanita itu masih fokus dengan melepaskan semua atribut yang diri nya gunakan, dan hal tersebut membuat Andra kesal. Pria itu lalu menarik tangan Dira, sehingga membuat kedua nya saling menatap satu dengan lain nya.     

"Saya sedang berbicara dengan kamu, kenapa kamu hanya diam saja." Mata Dira menatap dengan tajam ke arah Andra tidak ada niat sedikitpun dari diri Dira untuk menjawab pertanyaan sang suami, wanita itu berusaha untuk melepaskan diri nya. Namun, cekalan tangan Andra begitu kuat membuat Dira sangat kesulitan melakukan hal tersebut.     

"Kamu punya mulut, kenapa tidak di jawab?" bentak Andra. Pria itu sungguh tidak sabar dengan apa yang dilakukan oleh istri nya itu, Dira hanya diam tanpa berbicara dan membantah nya. Hal seperti ini, benar benar membuat Andra tidak suka, diri nya ingin mendengarkan suara dari Dira bukan hanya diam seperti saat ini.     

Namun, sekeras apapun Andra mencoba membuat Dira membuka suara, tetap tidak akan berhasil. Wanita itu tetap dengan pendirian nya, dan hal itu membuat Andra hanya bisa menarik napas nya panjang, Andra lalu keluar dari dalam kamar, emosi di dalam diri nya sudah begitu luar biasa, bahkan jika diri nya tetap berada di sana, mungkin saja Andra bisa melakukan apa saja kepada Dira yang tidak diinginkan.     

Di halaman taman hotel Andra berdiam diri, pria itu benar benar tidak menyukai sikap Dira seperti saat ini dan hal itu benar benar mengganggu Andra, "Sialan!!" umpat Andra. Pria itu benar benar tidak menyangka hari bahagia, berubah menjadi hari yang tidak menyenangkan seperti saat ini.     

"Kamu kenapa sih Ra, kamu sudah lupa dengan aku? Secepat itu kamu melupakan aku? Kamu kenapa seperti ini." Andra tidak mengerti dengan apa yang terjadi, diri nya tidak melihat sosok Dira lagi hari ini, Dira yang dikenal sudah berubah jauh dari Dira biasanya.     

Di dalam kamar, Dira hanya memandangi diri nya sendiri, di depan kaca. Gadis itu berulang kali menarik napas nya, hari ini sangat melelahkan untuk diri nya. Banyak hal yang membuat Dira ingin berteriak namun, nyata nya tidak bisa semua terjadi begitu cepat hingga diri nya sendiri tidak sanggup untuk berpikir jernih.     

Sejak Andra dengan begitu lantang menyebut nama nya, Dira sudah berjanji untuk memulai pernikahan ini namun, entah kenapa kepala dan isi hati nya berbeda, Dira selalu saja kesal dengan sikap Andra yang begitu kasar, sungguh Dira bukan tipe perempuan yang mudah dibentak apa lagi seperti tadi, namun, Andra seolah lupa dengan sikap Dira.     

Pukul 01.00 malam, Andra masuk ke dalam kamar nya, setelah beberapa jam berada di luar, pria itu akhir nya memilih untuk masuk ke dalam kamar nya, takut jika dilihat oleh orang tua mereka bisa berbahaya. Saat masuk ke dalam kamar, kondisi kamar sudah gelap, Andra mengira bahwa saat ini Dira sudah tertidur namun, nyata nya tidak ketika lampu kamar di hidupkan. Dira masih duduk di sofa dengan tatapan menunduk ke bawa, hal itu membuat Andra terkejut.     

"Kamu belum tidur?" tanya Andra. Dira mengangkat kepala nya lalu menjawab pertanyaan dari sang suami dengan gelengan kepala, sungguh saat ini Dira begitu takut dengan keadaan sendirian di tempat baru. Andra tertegun ketika melihat Dira membalas ucapan nya. "Kenapa?" tanya Andra lagi. Namun, kali ini Dira tidak menjawab ketika Andra akan masuk ke dalam kamar mandi, bertepatan dengan hal itu juga terdengar sebuah petir yang bergema cukup besar, seketika membuat Dira langsung berlari menuju ke arah Andra.     

Dira tanpa basa basi memeluk suami nya itu, dengan begitu erat dan hal itu membuat Andra begitu kaget dengan apa yang dilakukan oleh Dira.     

"Kamu tenang aja, ada aku di sini, udah ya," ucap Andra. Diri nya lupa jika Dira memang takut dengan suara petir dan tempat baru, itulah membuat Dira bersikap seperti ini, melihat raut wajah Dira seperti saat ini, ide jahil muncul membuat Andra mencoba untuk menjahili sang istri.     

***     

Pagi ini, rasa nya tidur Dira begitu nyaman. Wanita itu mencoba membuka mata nya, Dira begitu kaget ketika melihat siapa yang saat ini sedang memeluk nya, segera Dira memeriksa keadaan diri nya, Dira bisa bernapas lega ketika melihat seluruh tubuh nya masih aman dan pakaian nya lengkap.     

"Apa yang kamu bayang kan," ucap Andra. Sejak tadi pria itu sudah terbangun namun, diri nya sengaja menutup mata nya dan melihat sang istri yang sudah terbangun.     

"Tidak ada," jawab Dira ketus, Andra tersenyum tipis dengan jawaban sang istri, Andra menahan tawa nya sampai Dira masuk ke dalam kamar mandi.     

"Kamu itu lucu banget sih," ucap Andra.     

Setelah selesai dengan urusan mereka masing masing, kedua pasangan pengantin baru itu lalu keluar dari dalam kamar mereka, untuk sarapan bersama dengan beberapa orang keluarga yang masih berada di hotel.     

"Itu pengantin baru nya, kirain bakalan terlambat," ledek Om Akbar. Dira hanya menatap datar ke arah Om nya itu, yang sejak semalam tidak pernah berhenti meledek diri nya dan Andra, bahkan Akbar secara terang terangan membuat Dira malu, "Mas!!" tegur tante Sekar.     

Dira dan Andra duduk di sebuah meja yang sudah di siapkan, makanan untuk sarapan pagi sudah ada di atas meja, sehingga Dira dan Andra tinggal memakan makanan mereka.     

"Kalian mau bulan madu kemana?" tanya kake Bian. mendengar pertanyaan tersebut, membuat Dira yang akan menyendokkan makanan nya, terhenti wanita itu menutup mata nya, menahan rasa kesal yang ada di dalam diri nya. Andra yang melihat perubahan raut wajah sang istri langsung berkata, "Nanti saja Kakek, sekarang kita juga masih banyak kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan jadi kita bulan madu nya bisa nanti," jawab Andra. Namun, sikap egois kakek Bian memang sudah mendarah daging, pria tua itu memberikan beberapa opsi untuk mereka pergi, dan saat ini Andra bisa melihat dengan jelas bahwa Dira benar benar menahan diri nya.     

Setelah selesai sarapan pagi, Dira dan Andra tidak langsung pulang kedua nya pergi ke suatu tempat, Andra ingin saling bertukar pikiran dengan sang istri pria itu tahu semua yang terjadi begitu cepat.     

"Aku sengaja ajak kamu ke sini," ucap Andra. Dira hanya diam, wanita itu tidak mengeluarkan sedikit katapun, dan hal itu membuat Andra semakin yakin untuk bicara dengan istri nya itu dari hati ke hati.     

"Kamu mau pesan apa?" tanya Andra. Namun, Dira hanya menggelengkan kepala nya, wanita itu saat ini hanya butuh waktu seorang diri. Semua nya terlalu cepat bagi Dira.     

Andra mengejek Dira mengobrol bersama sejak tadi membicarakan banyak hal apalagi mengenai kepergian mereka berdua untuk liburan bersama. Namun, Dira hanya merespon sesekali dan tidak memberikan tanggapan berlebihan kepada suami nya tersebut. Melihat respon Dira yang seolah tidak berminat untuk pergi bersama dengan diri nya membuat antara hanya bisa menarik nafas panjang.     

Kedua manusia itu lalu terdiam dengan pikiran mereka masing masing tidak banyak hal yang terjadi semua yang dilakukan oleh anda hanya akan sia sia jika saat ini Dira tidak mau membuka suara nya sedikit pun.     

Hingga Dira membuka suara nya dan hal itu membuat antara terdiam ketika mendengar penjelasan yang dilakukan oleh Dira ingin rasanya antara protes akan ucapan yang baru saja diri nya dengar namun hal itu tidak mungkin diri nya lakukan karena anda tahu bagaimana perasaan Dira saat ini.     

"Kenapa?" tanya Andra.     

"Karena kita menikah bukan atas dasar cinta, dan aku ingin kita melakukan nya karena ada nya cinta. Bukan hanya atas dasar tanggung jawab dan kewajiban," balas Dira.     

Syarat yang dilakukan oleh Dira adalah meminta Andra untuk tidak memaksa nya untuk melakukan hal itu, Dira masih belum siap dengan konsekuensi yang akan terjadi, sehingga Dira menyampaikan hal tersebut.     

"Baik namun, meskipun seperti itu, kamu juga membuka hati, bagaimana cinta akan tumbuh jika kita saling menjauh."     

Dira membalas dengan anggukkan kepala nya, kedua nya lalu membahas apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan untuk mereka berdua, dan hal itu membuat Dira sedikit banyak berani membuka suara dengan apa yang di sampaikan oleh Andra.     

***     

Satu Minggu menjadi pasangan suami istri dengan begitu banyak hal yang terjadi membuat Dira dan Andra harus banyak cara untuk merobohkan dinding pembatas di tengah tengah mereka berdua, dinding yang kedua nya bangun untuk bisa saling berjarak namun, nyata nya hanya butuh tiga hari kedua nya sudah biasa mengenai kehadiran satu dengan lain nya.     

Seperti saat ini, Dira yang biasa melihat Andra di meja makan kali ini tidak, suami nya itu baru saja pergi ke luar kota tadi subuh dan Andra tidak memberitahukan Dira sebelumnya, pria itu hanya mengatakan akan menjalankan tugas tadi subuh subuh sekali, ingin marah namun, Dira tidak bisa akhir nya dengan perasaan pasrah wanita itu hanya bisa diam dan diam tanpa banyak membantah ucapan dari sang suami.     

Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi dan arti nya sudah waktu nya Dira untuk pergi ke kampus. Dengan mobil yang sudah disiapkan oleh Andra Dira lalu segera berangkat menuju kampus, tidak banyak hal yang dilakukan oleh diri nya hari ini Dira hanya memiliki waktu untuk mengajar 2 kelas saja.     

Sepanjang jalan semuanya lancar dan sepi Dira menjadi datang tepat waktu, segera wanita itu pergi menuju ruangan nya. Namun sebelum pergi menuju ruangan Dira menyempatkan diri untuk membeli sebotol air mineral yang ada di kantin.     

"Wah Ibu Dira sudah masuk." Semua orang tahu mengenai pernikahan Dira dengan Andra yang begitu mewah dan begitu megah, pernikahan yang disorot oleh banyak bidikan kamera bagaimana tidak sebagai cucu perempuan pertama membuat Dira benar benar diperlakukan bak putri raja. Kakek Bian benar benar seorang sultan yang sedang mengadakan begitu besar pesta pernikahan, semua orang yang datang ketika Dira menikah kebanyakan adalah teman dari kakek Bian dan juga sang ayah.     

Sedangkan untuk teman teman Dira di bangku sekolah dan juga kampus hanya beberapa orang saja yang datang, selebihnya mereka hanya mengirimkan selamat via virtual saja karena mereka tidak bisa datang.     

Mendengar begitu banyak pujian serta gunjingan secara bersamaan membuat Dira hanya bisa merespon dengan senyuman tipis. Gadis itu tidak tahu harus merespon seperti apa yang jelas saat ini diri nya hanya akan melakukan sesuai dengan apa yang diri nya kerjakan.     

Dira berjalan menuju ke dalam kelas nya, seperti biasa para mahasiswa akan selalu ingat dengan aturan yang Dira buat dan tidak akan pernah membantah nya hal itu lah yang sering membuat Dira merasakan kehidupan kampus tidak seburuk dia bayangkan.     

"Baiklah mungkin sampai di sini, pertemuan kita ada yang mau kalian tanya kan?" tanya Dira.     

"Ibu," ucap seseorang.     

"Iya ada apa?" tanyq Dira.     

Mahasiswa itu mengajak Dira berdiskusi singkat namun, hasil nya berbeda diskusi itu berlanjut hingga hampir dua puluh menit dan hal itu membuat semua yang ikut merasa begitu kagum dengan jawaban demi jawaban yang dilontarkan oleh Dira.     

Setelah selesai dengan kelas tersebut Dira lalu pergi menuju ke dalam ruangan nya, ketika akan masuk ke dalam ruangan ada Erick yang berdiri di sana, terlihat dengan sangat jelas jika pria itu menahan kekesalan dengan Dira.     

"Saya mau bicara," ucap nya dengan nada datar.     

"Silakan," balas Dira. Saat ini kedua nya hanya saling diam satu dengan lain nya di depan pintu ruangan Dira, tidk seperti biasa nya Dira akan meminta Erick untuk masuk ke dalam ruangan nya, wanita itu hanya diam sembari menunggu Erick berkata sesuatu di luar ruangan.     

"Ada apa? Ada hal serius yang ingin dibicarakan?" tanya Dira.     

"Kenapa kamu menikah? Bukan nya kamu bilang, tidak akan menikah dalam waktu depan, tapi kenapa kamu malahan menikah?" tanya Erick dengan sebuah bentakan. Mendengar hal itu membuat Dira begitu kaget, gadis itu tidak menyangka dengan suara yang dikeluarkan oleh Erick sungguh hal ini diluar jangkauan Dira.     

Pria itu juga menarik tangan dirah dengan sangat kencang mengatakan bahwa Dira harus nya tidak menikah dengan Andra dan seharusnya Dira saat ini bersama dengan diri nya bukan dengan pria lain dan hal itu benar benar membuat Dira takut dengan apa yang dilakukan oleh Erick.     

***     

Kejadian yang menimpa Dira benar benar membuat gadis itu ketakutan yang begitu kuat. Untunglah ketika pria tersebut ingin melakukan hal yang lebih salah satu mahasiswa Dira melihat dan mulai memberikan pembelaan kepada dosen nya tersebut.     

Karena hal itu juga membuat Dira segera pulang ke rumah, wanita itu begitu takut dengan hal yang terjadi. Berbeda jauh dengan Dira yang saat ini berusaha menahan rasa takut nya, sedangkan Andra sudah menahan amarah yang memuncak ketika dirinya salah paham melihat sang istri yang yang dicekal tangannya oleh pria tersebut.     

Pukul 23.00 Andra pulang ke rumah dengan keadaan yang begitu marah pria itu lalu masuk ke dalam kamar mereka dan hal tersebut membuat dirinya terkejut.     

Tanpa mendengarkan penjelasan dari Dira Andra mulai menarik istrinya tersebut dari tempat tidur dan membuat Dira kaget dengan perlakuan sang suami.     

Andra begitu marah pria itu melampiaskan semua nya dengan emosi yang begitu memuncak hal tersebut membuat Dira bertanya tanya mengenai apa yang terjadi kepada sang suami. Hingga akhir nya Dira tahu apa yang menyebabkan antara seperti ini, wanita itu berusaha menjelaskan kepada sang suami apa yang sebenar nya terjadi namun, Andra seolah tidak mau mendengarkan semua penjelasan yang dilakukan oleh Dira.     

Plak!!     

Sebuah pukulan mendarat dengan sempurna di pipi Andra ketika pria itu mengatakan hal yang begitu membuat di rasa sakit di dalam hatinya. Sungguh Dira tidak menyangka suami nya bisa berkata demikian dengan air mata yang mengalir di lalu meninggalkan kamar mereka dan pergi menuju kamar lain.     

Karena tamparan yang diberikan oleh sang istri membuat anda terdiam dan pria itu lalu memekik dengan kuat serta menjambak rambutnya dengan sangat kuat. Sungguh apa yang dilakukan oleh Andra di luar dari keinginan nya saat ini Andra benar benar kesal dengan foto yang dikirimkan oleh seseorang.     

Air mata Dira mengalir begitu deras ketika suara tersebut terdengar sangat jelas di telinganya bagaimana suaminya sendiri mengatakan hal yang tidak tidak seperti tadi.     

Dira sudah berusaha menjelaskan hal tersebut kepada Andra namun suaminya itu tidak mau mendengarkan apa yang menjadi sesuatu hal yang harus dijelaskan oleh Dira.     

"Aku bukan wanita seperti itu, aku bukan wanita murahan," gumam Dira. Mata Wanita itu sudah tertutup Dira akhirnya tertidur dengan begitu nyenyak serta kelelahan akibat menangis sepanjang malam. Andra yang sudah merasa cukup tenang segera menyusul sang istri yang saat ini berada di kamar tamu.     

Ketika pintu kamar tersebut terbuka terlihat dengan jelas Dira sudah terbaring memunggungi pintu. Andra langsung saja mendekat dan dirinya bisa melihat jejak air Mata di sudut pipi sang istri hal itu membuat hati Andra begitu sakit.     

Pria itu lalu naik ke atas tempat tidur dan memeluk Dira dengan begitu erat, dirinya menyesali dengan apa yang sudah dilakukan kepada sang istri.     

"Maaf … maaf … maafkan aku," gumam Andra dengan memberikan beberapa kali kecupan kepada istri nya itu.     

***     

Andra sepanjang malam tidak bisa tertidur dengan begitu nyenyak, pria itu masih memikirkan dengan apa yang sudah dilakukan nya terhadap sang istri dan hal itu membuat Andra tidak nyaman.     

Pria itu terus mengucapkan maaf kepada Dira mengusap kepala istri nya dan mengecup berulang kali, Andra tidak peduli dengan Dira yang akan marah dengan perbuatan nya yang jelas saat ini Dira harus mau memaafkan diri nya.     

"Maaf … maafkan aku, maaf," gumam Andra terus menerus dan hak itu berhasil membuat tidur Dira terganggu, wanita itu begitu kaget dengan Andra yang sedang memeluk nya seperti saat ini.     

Dira mencoba melepaskan diri nya dari pelukan sang suami namun, gagal Andra tetap memeluk nya dengan begitu erat dan hal itu membuat Dira semakin ingin menangis dengan apa yang dilakukan oleh pria yang ada di dekat nya saat ini.     

Hingga kedua pandangan mata mereka berdua saling bertemu lalu menghapus air mata yang ada di sudut mata sang istri dan tak henti mengucapkan banyak kata maaf kepada Dira tentang apa yang sudah dirinya lakukan dan melukai hati kecil dari istri nya tersebut.     

Dira yang memang tidak ingin membesarkan masalah langsung memeluk dan memaafkan sang suami hal tersebut membuat Anda begitu bahagia. Setelah istri nya cukup tenang Andra lalu meminta Dira untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara juga mengatakan bahwa saat itu diri nya begitu lelah dan ketika mendapatkan kiriman foto tersebut membuat perasaan Andra rasa nya begitu marah.     

"Kamu berhenti mengajar saja bagaimana?" tanya Andra.     

"Kenapa?"     

"Aku tidak tenang, dengan apa yang terjadi. Sungguh kejadian ini, membuat aku menjadi lebih khawatir."     

Dira begitu senang dengan perhatian yang diberikan oleh antara kepada dirinya wanita itu seketika merasa begitu penghangat hatinya ketika melihat begitu banyak rasa sayang yang diberikan oleh Andra kepada dirinya.     

"Tapi aku masih mau mengajar, aku senang dengan kegiatan ini."     

"Tapi kalau ada orang yang mengganggu kamu lagi bagaimana, aku tidak akan tinggal diam," ucap Andra.     

"Selagi kamu percaya dengan aku, maka semua nya akan baik baik saja. Semua hal itu di mulai dari kepercayaan," ucap Dira.     

Apa yang diucapkan oleh Dira memang benar ada nya, semua nya harus percaya dan percaya itu adalh kunci dari sebuah hubungan yang akan menjadi harmonis.     

***     

Kejadian semalam benar benar membuat anda lebih mengontrol emosinya pria itu tidak ingin menyakiti sang istri lebih dalam setelah hal tersebut Andra lalu mengajak Dira yang kebetulan hari ini libur tidak mengajar untuk pergi keluar rumah.     

Hal itu awalnya ditentang oleh Dira karena wanita itu ingin mengistirahatkan dirinya namun, ia tetap memaksa sehingga membuat mereka akhir nya pergi keluar untuk makan siang bersama, hubungan kedua nya belum ada sampai ke jenjang yang serius namun, mereka berdua sudah sepakat untuk saling membuka diri.     

Dan hal seperti inilah yang selalu mereka lakukan untuk bisa mengenal diri mereka masing masing secara lebih intens.     

"Kita cari makan ke daerah timur aja gimana?" tawar Andra.     

"Aku ikut aja."     

Mobil yang dikendarai oleh Andra segera melesat menuju ke tempat tersebut tidak banyak hal yang mereka lakukan di dalam mobil hanya terdengar sesekali Andra ataupun Dira menjawab pertanyaan dari mereka. Tak membutuhkan banyak waktu mereka berdua sudah sampai di tempat yang dituju, keduanya lalu turun dari dalam mobil dan segera masuk ke dalam tempat makan tersebut.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.